Nama : Nafiul Inayah
NPM: 116210297
6C
اهْدِنَا
الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
Tunjukilah kami jalan yang lurus. [QS. Al-Fatihah : 6]
Kata اهدنا berasal
dari kata هدى yang artinya petunjuk. Wahbah Zuhaili dalam tafsir al-
munir mengatakan ﻫﺩﻯ sebagai jalan yang menyampaikan kepada kebenaran.
Dengan adanya petunjuk (hidayah). Perilaku kita akan sesuai yang dikehendaki
Allah. Ada lima macam bentuk hidayah yang Allah berikan kepada kepada makhluk-
Nya. Yaitu ;Hidayah yang diberikan kepada manusia dan
itu sudah menjadi bagian dari fitrahnya, misalnya bayi yang menangis ketika
lapar atau pada saat ditinggal orang tuanya.Hidayah yang Allah berikan kepada
manusia maupun hewan melalui panca indra. Hidayah yang kedua ini merupakan
penyempurnaan dari yang pertama. Bayi merasa dilindungi jika dipeluk dan
dicium. Hewan menggunakan panca inderanya untuk berburu atau merawat anaknya.
Hewan- hewan tersebut menggunakan insting, bukan akal. Dalam hal- hal tertentu
mereka lebih peka dari pada manusia. Karena itu bagian kedua ini lebih banyak
diberikan kepada binatang dari pada manusia.
Hidayah yang diberikan lewat
akal. Menggunakan indra saja dalam menggunakan hidup ini tidaklah cukup.
Dibutuhkan akal. Dengan akallah bisa membedakan benar dan salah. Dengan akal
manusia bisa meraih kemajuan , menciptakan berbagai alat dan membuat aturan-
aturan dalam kehidupan sosial. Peradaban binatang selama berabad- abad tidak
mengalami perubahan. Sebab binatang tidak dikaruniai akal, sementara manusia
yang dikaruniai akal peradabannya terus berkembang.
لقد خلقنا الا نسان في احسن
تقويم
“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik- baiknya.”
(Qs. At-Tin:4). Hidayah diberikan melalui agama. Agama berisi petunjuk, perintah
serta larangan yang ditujukan untuk mengatur kehidupan manusia agar lebih baik.
Akal bisa digunakan untuk menciptakan berbagai inovasi dalam rangka meraih
kemajuan. Tetapi untuk meraih kebahagiaan, tidak cukup hanya menggunakan akal.
Akal biasa lebih mendahulukan hawa nafsu dari pada kebenaran. Disinilah fungsi
agama berperan, yaitu memberi rambu- rambu atau petunjuk bagi manusia.Hidayah
yang Allah berikan kepada kita agar dapat mengetahui kebenaran hakiki. Dengan
pengetahuan ini manusia tidak akan tersesat lagi. Mereka yang telah mengetahui
kebenaran sejati, tidak akan cemas dan khawatir. Hati mereka dipenuhi cahaya
dan kebahagiaan.
ALQURAN SEBAGAI HIDAYAH.
Alquran Allah turunkan kepada
manusia lewat kekasih-Nya adalah hidayah bagi orang- orang yang bertaqwa.
Mereka yang bertaqwa menjadikan Alquran sebagai petunjuk dalam mengarungi
hidup. Ucapan dan tindakan mereka senantiasa berpedoman pada Alquran sehingga
hidup mereka tak perah lepas dari petunjuknya. Allah swt berfirman dalam
Alquran dalam surah Albaqarah ayat 2 “ Kitab (Alquran ) ini tidak ada keraguan
padanya; petunjuk bagi mereka yang bertqwa.”
Kebenaran Alquran tidak perlu
diragukan lagi. Jika ada beberapa hal yang seakan –akan tidak sesuai dengan
akal, tentu bukan karena Alquran salah atau tidak lagi sesuai. Otak manusia lah
yang tidak mampu mencerna apa yang disampaikan Alquran.Agar selalu berada
dijalan yang benar, kita harus senantiasa berdoa, meminta pertolongan dan
petunjuk-NYA. Tidak ada satu pun makhluk yang mampu memberikan hidayah kepada
orang lain. Nabi Muhammad saw pun tidak mampu memberikan hidayah kepada pamanya
untuk memeluk agama Islam. hidayah merupakan hak mutlak Allah swt.
“Sesungguhnya kamu tidak akan
dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi
petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui
orang-orang yang mau menerima petunjuk”.(Qs. Al-Qashash: 56). Disinilah
ditemukan salah satu hikmah, kenapa kita diwajib berdo’a (didalam shalat)
minimal 27 kali sehari. Shalat berjamaah di mesjid, puasa, dzikir, suka
menolong orang lain, dan amal ibadah lainnya. Adalah jembatan untuk
menghilangkan keragu- raguan atas kebenaran Alquran. Mengapa? Karena barang
siapa menunaikan shalat berjamaah, memperbanyak puasa sunnat, suka menolong,
tidak menjhalimi orang lain, dan mengerjakan perintah – perintah Allah, dia
akan mendapatkan kemudahan untuk memperoleh hidayah dan taufik-Nya. Dengan
memperoleh hidayah dan Taufiknya, akan muncul sebuah keyakinan bahwa Alquran
adalah pedoman untuk mengarungi kehidupan. Rasulullah saw bersabda;
“ Sungguh aku telah
meninggalkan pada kalian dua hal yang jika menjadikannya pedoman dan beramal
dengan keduanya kalian tidak akan tersesat (baik didunia maupun di akherat)
;Alquran dan Sunnahku. (Hr, Bukhari dari Abu Hurairah). Tanpa hidayah, manusia
seperti berada didalam sebuah ruangan gelap gulita. Jangankan benda- benda
kecil , benda yang besar pun tidak akan dilihat, berbeda mereka yang
mendapatkan hidayah-Nya, dia bagaikan berada disebuah ruangan yang memiliki
penerangan yang sangat jelas, sehingga benda sekecil apapun dapat dilihat.
Karena itu selalulah berdo’a untuk mendapatkan hidayah-Nya .
Sumber : Mengakrabi Al qur’an
karya H. Deden Zainal Mutaqin, LC, M.Si