Senin, 12 Mei 2014

ANALISIS SURAT AL FATIHAH AYAT 6





Nama : Nafiul Inayah
NPM: 116210297
6C


اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
Tunjukilah kami jalan yang lurus. [QS. Al-Fatihah : 6]

Kata  اهدنا  berasal dari kata هدى  yang artinya petunjuk. Wahbah Zuhaili dalam tafsir al- munir mengatakan ﻫﺩﻯ  sebagai jalan yang menyampaikan kepada kebenaran. Dengan adanya petunjuk (hidayah). Perilaku kita akan sesuai yang dikehendaki Allah. Ada lima macam bentuk hidayah yang Allah berikan kepada kepada makhluk- Nya. Yaitu ;Hidayah yang diberikan kepada manusia dan itu sudah menjadi bagian dari fitrahnya, misalnya bayi yang menangis ketika lapar atau pada saat ditinggal orang tuanya.Hidayah yang Allah berikan kepada manusia maupun hewan melalui panca indra. Hidayah yang kedua ini merupakan penyempurnaan dari yang pertama. Bayi merasa dilindungi jika dipeluk dan dicium. Hewan menggunakan panca inderanya untuk berburu atau merawat anaknya. Hewan- hewan tersebut menggunakan insting, bukan akal. Dalam hal- hal tertentu mereka lebih peka dari pada manusia. Karena itu bagian kedua ini lebih banyak diberikan kepada binatang dari pada manusia.
Hidayah yang diberikan lewat akal. Menggunakan indra saja dalam menggunakan hidup ini tidaklah cukup. Dibutuhkan akal. Dengan akallah bisa membedakan benar dan salah. Dengan akal manusia bisa meraih kemajuan , menciptakan berbagai alat dan membuat aturan- aturan dalam kehidupan sosial. Peradaban binatang selama berabad- abad tidak mengalami perubahan. Sebab binatang tidak dikaruniai akal, sementara manusia yang dikaruniai akal peradabannya terus berkembang. 
                            لقد خلقنا الا نسان في احسن تقويم                            
              “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik- baiknya.” (Qs. At-Tin:4). Hidayah diberikan melalui agama. Agama berisi petunjuk, perintah serta larangan yang ditujukan untuk mengatur kehidupan manusia agar lebih baik. Akal bisa digunakan untuk menciptakan berbagai inovasi dalam rangka meraih kemajuan. Tetapi untuk meraih kebahagiaan, tidak cukup hanya menggunakan akal. Akal biasa lebih mendahulukan hawa nafsu dari pada kebenaran. Disinilah fungsi agama berperan, yaitu memberi rambu- rambu atau petunjuk bagi manusia.Hidayah yang Allah berikan kepada kita agar dapat mengetahui kebenaran hakiki. Dengan pengetahuan ini manusia tidak akan tersesat lagi. Mereka yang telah mengetahui kebenaran sejati, tidak akan cemas dan khawatir. Hati mereka dipenuhi cahaya dan kebahagiaan.



ALQURAN SEBAGAI HIDAYAH.
Alquran Allah turunkan kepada manusia lewat kekasih-Nya adalah hidayah bagi orang- orang yang bertaqwa. Mereka yang bertaqwa menjadikan Alquran sebagai petunjuk dalam mengarungi hidup. Ucapan dan tindakan mereka senantiasa berpedoman pada Alquran sehingga hidup mereka tak perah lepas dari petunjuknya. Allah swt berfirman dalam Alquran dalam surah Albaqarah ayat 2 “ Kitab (Alquran ) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertqwa.”
Kebenaran Alquran tidak perlu diragukan lagi. Jika ada beberapa hal yang seakan –akan tidak sesuai dengan akal, tentu bukan karena Alquran salah atau tidak lagi sesuai. Otak manusia lah yang tidak mampu mencerna apa yang disampaikan Alquran.Agar selalu berada dijalan yang benar, kita harus senantiasa berdoa, meminta pertolongan dan petunjuk-NYA. Tidak ada satu pun makhluk yang mampu memberikan hidayah kepada orang lain. Nabi Muhammad saw pun tidak mampu memberikan hidayah kepada pamanya untuk memeluk agama Islam. hidayah merupakan hak mutlak Allah swt.
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”.(Qs. Al-Qashash: 56). Disinilah ditemukan salah satu hikmah, kenapa kita diwajib berdo’a (didalam shalat)  minimal  27 kali sehari. Shalat berjamaah di mesjid, puasa, dzikir, suka menolong orang lain, dan amal ibadah lainnya. Adalah jembatan untuk menghilangkan keragu- raguan atas kebenaran Alquran. Mengapa? Karena barang siapa menunaikan shalat berjamaah, memperbanyak puasa sunnat, suka menolong, tidak menjhalimi orang lain, dan mengerjakan perintah – perintah Allah, dia akan mendapatkan kemudahan untuk memperoleh hidayah dan taufik-Nya. Dengan memperoleh hidayah dan Taufiknya, akan muncul sebuah keyakinan bahwa Alquran adalah pedoman untuk mengarungi kehidupan. Rasulullah saw bersabda;
“ Sungguh aku telah meninggalkan pada kalian dua hal yang jika menjadikannya pedoman dan beramal dengan keduanya kalian tidak akan tersesat (baik didunia maupun di akherat) ;Alquran dan Sunnahku. (Hr, Bukhari dari Abu Hurairah). Tanpa hidayah, manusia seperti berada didalam sebuah ruangan gelap gulita. Jangankan benda- benda kecil , benda yang besar pun tidak akan dilihat, berbeda mereka yang mendapatkan hidayah-Nya, dia bagaikan berada disebuah ruangan yang memiliki penerangan yang sangat jelas, sehingga benda sekecil apapun dapat dilihat. Karena itu selalulah berdo’a untuk mendapatkan hidayah-Nya .
Sumber : Mengakrabi Al qur’an karya H. Deden Zainal Mutaqin, LC, M.Si