TUGAS
SEMANTIK BAHASA INDONESIA
Oleh:
Nafiul Inayah 116210297
Nova Eka Saputri 116211618
Program studi pendidikan dan bahasa indonesia
Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
Universitas islam riau
pekanbaru
2014
Adjektiva Bahasa Jawa Dialek
Surabaya
Di Desa Pangkalan Kasai Kecamatan
Seberida
Kabupaten Indragiri Hulu
1.
Latar Belakang
Masalah
Bahasa adalah
salah satu unsur kebudayaan yang memiliki banyak fungsi. Di antara banyak
fungsi yang dimiliki oleh bahasa, fungsinya adalah sebagai alat komunikasi atau
alat interaksi yang hanya dimiliki manusia. sementara komunikasi bertujuan
mentransformasikan ide atau maksud di antara mereka yang melakukan komunikasi.
Maka apabila ide atau maksud tidak berhasil disampaikan dalam suatu komunikasi,
komunikasi itu dianggap tidak efektif.
Chaer (2007:32)
mengemukakan “Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan
oleh anggota kelompok sosial untuk kerja sama, berkomunikasi dan
mengidentivikasikan diri”. Bahasa merupakan hasil dari aktivitas manusia.
melalui bahasa akan terungkap suatu hal yang ingin disampaikan pembicara kepada
pendengar, penulis kepada pembaca, dan penyapa kepada pesapa. Hal tersebut
berupa informasi-informasi, baik berupa lisan maupun yang berbentuk tulisan.
Indonesia
memiliki berbagai macam suku dan mempunyai beranekaragam bahasa yang dimiliki
oleh tiap-tiap daerah. Daerah yang mempunyai bahasa tersebut misalnya bahasa
batak, jawa, sunda, madur, dan sebagainya. Bangsa Indonesia mempunyai bahasa
Indonesia sebagai alat komunikasi untuk menyatukan bangsa yang terdiri atas
beragam bahasa dan budaya ini.
Bahasa daerah
sangat penting untuk memperkaya kebudayaan bahasa Indonesia. Hamid (1988:27)
mengatakan “Bahasa daeah adalah yang dipergunakan penduduk asli suatu daerah
biasanya dalam wilayah yang mempunyai banyak bahasa yang dipertentangkan dengan
bahasa resmi atau bahasa nasional”.
Penelitian
bahasa daerah yang ada di Nusantara sangat diperlukan, Indonesia merupakan
negara yang kaya akan daerah yang beranekaraga. Setiap daerah yang ada di
wilayah nusantara ini, mempunyai bahasa tersendiri dengan dialek yang beragam
pula, terutama jika dilihat dari adjektivanya.
Bahasa Jawa
dialek Surabaya khususnya di desa pangkalan kasai, banyak dipengaruhi oleh
bahasa daerah lain. Oleh karena itu di desa pangkalan kasai terdapat suku-suku
lain seperti sunda, batak, dan melayu. Suku-suku tersebut juga menggunakan
bahasa Jawa disamping menggunakan bahasa daerah mereka masing-masing. Pemakaian
bahasa jawa sebagai bahasa perhubungan antara penduduk ini meliputi lingkungan
yang cukup luas, hampir pada setiap tempat dan situasi. Mulai dari lingkungan keluaraga,
adat,dan agama, hingga bahasa jawa ini semakin berkembang. Alwi (2003:24) menyatakan “Bahasa dapat berkembang karena adanya kontak
dengan bahasa dan budaya lain. Adanya kontak dengan budaya lain dapat
menimbulkan perubahan-perubahan terhadap suatu bahasa dan perlu mendapatkan
perhatian khusus untuk memelihara bahasa tersebut”.
Lapoliwa (1998:1)
Dasar garis haluan pasal 36, Undang-Undang Dasar 1945, dan penjelasannya
menjelaskan menerangkan hubungan antara bahasa Indoensia dan bahasa daerah.
Atas dasar itu, bahasa dan sastra sebagai bagian kebudayaan Indonesia perlu
dikembangkan dan dibina demi tujuan nasional, sebagaimana termaktub dalam
pembukaan Undang-UndangDasar 1945”.
Bahasa jawa dialek surabaya ini identik dengan penggunaan
kata ‘arek-arek’ yang artinya anak-anak yang digunakan untuk memanggil kawan
sebaya. Kata ‘arek’ inilah yang membedakan dengan bahasa jawa pada umumnya akan
tetapi pada setiap percakapan biasanya juga sering menggunakan kata ‘rek’ dalam
setiap kalimat yang diucapkan sebagai tambahan. Contohnya : yo’opo ‘rek’ tugas
kuliahmu? wes mari taa? mosok ngunu ae gak isose ‘rek’, kok sue tenan. [gimana
tugas kamu?masak gitu aja gak bisa, ko lamakali].
Adjektiva bahasa jawa dialek Surabaya merupakan peran
yang sangat penting dalam pembinaan dan pengundangan bahasa yang dapat
dijadikan dokumentasi dalam upaya pengembangan selanjutnya dan mengetahui lebih
jauh tentang adjektiva yang terdapat dalam bahasa jawa dialek Surabaya di desa
pangkalan kasai. Contoh adjektiva dalm bahasa jawa dialek surabaya : sakit
[loro], lara [teles],baik [apik]. Sedangkan adjektiva dalm bahasa jawa dialek
Surabaya dalam bentuk kalimat: anak itu sakit dan tidak tertolong lagi [arek
iku loro gak ketulung maneh], baju anak itu basah kena hujan [klambine arek iku
teles , anak itu baik hatinya [erek iku apik atine] dan sebagainya.
Adjektiva memberikan informasi sifat terhadap
nomina atau verba yang umumnya mendahuluinya dalam suatu frase atau kalimat.
peran dan fungsi adjektiva bahasa Jawa dialek Surabaya di desa Pangkalan Kasai
ini dapat dilihat dari frekuensinya bahwa pemakaian bahasanya tergolong banyak
digunakan. Kusno (1990:73) berpendapat “Adjektiva adalah kata yang menjelaskan
kesifatan atau keadaan suatu benda atau yang dibendakan”.
Penelitian ini dimaksudkan untuk megetahui proses
adjektiva yang terdapat pada bahasa jawa dialek surabaya. selain itu,
penelitian ini juga dimaksudkan sebagai salah satu pendokumentasian bahasa
daerah. Untuk itu, penulis mencoba menggarap penelitian dengan judul “Adjektiva
bahasa Jawa dialek Surabaya di Desa Pangkalan Kasai Kecamatan Seberida
Kabupaten Indragiri Hulu”.
Penelitian ini adalah peelitian lanjutan. Peneliti
pertama adalah Abaidah, tahun 2011, FKIP Universitas Islam Riau yang
berjudul Adjektiva Bahasa Melayu Riau Dialek Sialang Godang Kecamatan Bandar
Patalangan Kabupaten Pelalawan. Masalah penelitian ini adalah bagaimaa
adjektiva bertaraf dari segi perilaku semantisnya yang terdapat pada bahasa
Melayu Riau dialek Godang Kecamatan Bandar Petalangan. Lokasi penelitiannya adalah
Desa Bandar Petalangan. Teori yang digunakan adalah teori Kridalaksana dan
teori Hasan Alwi. Metode yang digunakan metode deskriptif. Teori yang dipakai
adalah teori Alwi. “Adjektifa Bahasa Jawa dialek Surabaya di Desa pangkalan
Kasai Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri
Hulu”.
kedua peelitia ini diteliti oleh Hesni Yanti dengan
judul Adjektiva Bahasa Melayu Riau Dialek Kari Kecamatan Kuantan Tengah
Kabupaten Kuantan Tengah tahun 1999 FKIP UNRI. Dengan masalah (1) Bagaimana
Adjektiva dan segi prilaku semantisnya dan (2) pertarafan Adjektiva dalam
bahasa Melayu Riau dialek Kari. Lokasi penelitiannya adalah Desa Kuantan
Tengah. Teori yang dipakai adalah teori Kridalaksana dan Papera. Metode yang
digunakan metode Deskriptif.
Ketiga Rissa Bella Lestari, tahun 2012, FKIP Universitas
Islam Riau yang berjudul Adjektiva Bahasa Melayu Riau Dialek Sorek Kecamatan
Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan tahun 2012 FKIP UIR. Masalah dalam
penelitian ini adalah apasajakah pertarafan Adjektiva untuk tingkat kualitas
dan banding dalam adjektiva Bahasa Melayu Riau Dialek Sorek Kecamatan Pangkalan
Kuran Kabupaten Pelalawan. Lokasi penelitiannya adalah Desa Pangkalan Kuras.
Teori yang digunakan adala teori Alwi. Metode yang digunakan adalah Metode
Deskriptif. Dengan hasil penelitiannya yaitu ada 4 Adjektiva dari segi prilaku
semantisnya, adjektiva dari segi prilaku sintaksisnya, adjektiva fungsi
atribut, dan pertarafan adjektiva.
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat baik
secara praktis dan teoritis. manfaat praktis adalah menambah pengetahuan dan
wawasan bagi pembaca untuk lebih mengenal dan memahami Adjektiva Bahasa Jawa
dialek Surabaya di Desa Pangkalan Kasai dan sebagai masukan dan informasi bagi
lembaga pendidikan. Manfaat teoritis adalah dapat dijadikan sebagai salah satu
pedoman dalan pembelajaran bahasa Jawa dan sebagai pedoman atau landasan untuk
penelitian lebih lanjut baik terhadap bahasa maupun bidang lainnya.
2. Masalah
Berdasarkan
masalah Adjektiva pada latar belakang diatas, pada bahasa Jawa dialek Surabaya
ini maka dapatlah dirumuskan maslah penelitian ini sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah Adjektiva bertaraf dari segi perilaku
semantisnya yang terdapat pada bahasa Jawa dialek Surabaya di Desa Pangkalan Kasai
Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu?
2.
Bagaimanakah
Adjektiva tak bertaraf dari segi prilaku semantisnya yang terdapat pada bahasa
Jawa Dialek Surabaya di Desa Pangkalan Kasai Kecamatan Seberida Kabupaten
Indragiri Hulu?
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah di atas, penelitian ini bertujuan
sebagai berikut:
1.
Untuk mengatasi
Adjektiva bertaraf dari segi prilaku semantis yang terdapat pada bahasa Jawa
Dialek Surabaya di Desa Pangkalan Kasai Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri
Hulu.
2.
untuk
mengetahui Adjektiva tak bertaraf dari segi prilaku semantis yang terdapat pada
Bahasa Jawa Dialek Surabaya di Desa Pangkalan Kasai Kecamatan Seberida
Kabupaten Indragiri Hulu.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk
mengumpulkan data adjektiva bahasa Jawa dialek Surabaya di Desa Pangkalan Kesai
meliputi adjektiva dari segala perilaku semantisnya, penulis menggunakan teknik
observasi, teknik wawancara, teknik rekaman dan teknik catatan.
3.1
Observasi
Observasi dilakukan pertama kali untuk melihat daerah
yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian. Dalam penelitian ini penulis
terlibat langsung dalam pengumpulan data. Kemudian peneliti melakukan observasi
langsung dengan datang kelokasi penelitian tujuan untuk mengetahui bagaimana
kondisi masyarakat disana dan untuk menentukan siapa saja yang akan menjadi
informan, sehingga ketika melakukan penelitian kita sudah mengetahui bagaimana
cara mendekatkan diri kepada narasumber atau informan.
Observasi dilakukan untuk memperoleh
data dan informasi secara langsung tentang adjektiva serta pemakaian bahasa
Jawa yang digunakanoleh masyarakat Pangkalan Kasai. Menurut Abdul Halim
(2011:132) “ Observasi adalah suatu studi kesengajaan dan dilakukan secara
sistematis berencana melalui proses pengamatan atas gejala-gejala yang terjadi
pada saat itu”.
Kegiatan
observasi ini dilakukan pada tanggal 22 januari 2013 untuk melakukan pengamatan
terhadap informan. Hal ini dilihat dari persyaratan yang telah dilampirkan
yaitu penutur yang minimalnya berusia 30 tahun dan masih menggunakan bahasa
Jawa Surabaya yang berada di daerah Riau.
3.2 Teknik
wawancara
Teknik
wawancara, yakni dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan
langsung kepada penutur asli masyarakat Desa Pangkalan Kasai Kecamata Sebrida
yag berupa kalimat yang berkaitan dengan adjektiva. Wawancara dilakukan untuk
memperoleh informasi langsung dengan informan. Menurut Abdul Halim (2011:130)
“wawancara adalah salah satu cara untuk mendapatkan keterangan secra lisan dari
koresponden/informasi dengan bercakap-cakap, dengan tujuan untuk mengumpulka
keterangan demi menyempurnakan data yang reprentatif”. Ketika melakukan
wawancara, peneliti langsung merekam kegiatan wawancara tersebut dengan
meggunakan HP .
Wawancara
pertama dilakukan pada tanggal 28 april 2013, pukul 10:00 WIB, dirumah informan
1 yaitu Mulyono. Wawancara kedua dilakukan pada tanggal 3 Mei 2013 pukul 13.10
di rumah informan 2 yaitu Sryati. Wawancara ketiga dilakukan pada tanggal 5 Mei
20.00 di rumah informan 3 yaitu Puput Dwi Lestari.
3.3 Teknik Rekaman
Teknik rekaman ini dioperasionalkan melalui beberapa
tahap: pertama, penulis merekam setiap pembicaraan bahasa Jawa Dialek Surabaya
di Desa Pangkalan Kasai Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu yang
dituturkan oleh informan dengan menggunakan hp. Kedua, keseluruhan rekaman yang
terhimpun dalam rekaman itu ditranskripsikan ke dalam bentuk bahasa tulis.
Ketiga, penulis mengelompokkan secara sistematis keseluruhan transkrip data
bahasa itu menurut sistematis pembatasan masalah penelitian itu. Menurut Abdul
Halim (2011:131) “Merekam digunakan untuk memperoleh data primer dari sumber
datanya, untuk tujuan khusus, dengan kata lain dapat memperoleh data asli dari
sumber tangan pertama”.
3.4 Teknik Catatan
Teknik catatan digunakan untuk mencatat ujaran informan
setelah melalui proses rekaman, ini dilakukan untuk memudahkan penulis
mengelompokkan data yang diperlukan agar data dapat dikelompokkan sesuai dengan
kriteriannya.
5. Kesimpulan
Berdasarkan
analisis data yang penulis kemukakan dalam bab terdahulu, ternyata masyarakat
Surabaya di Desa Pangkalan Kasai Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu
menggunakan adjektiva bahasa Jawa dialek Surabaya, baik Adjektiva bertaraf
maupun adjektiva tak bertaraf.
Penggunaan adjektiva bertaraf dari segi perilaku
semantisnnya meliputi penggunaan adjektiva pemeri sifat, adjektiva ukuran,
adjektiva warna, adjektiva waktu, adjektiva jarak, adjektiva sikap batin, dan
adjektiva serapan.
Masyarakat Surabaya di Desa Pangkalan Kasai Kecamatan Seberida Kabupaten
Indragiri Hulu ternyata menggunakan adjektiva pemeri sifat dalam berbahasa Jawa
dialek Surabaya. Fakta ini dibuktikan dengan ditemukannya kata seperti [sum∂r/panas],
[ru∂sik/bersih], [guala?/ganas], [Uad∂m/dingin], dan [ayu/cantik].
Selain menggunakan adjektiva pemeri sifat masyarakat Surabaya di Desa Pangkalan
Kasai ternyata juga menggunakan adjektiva ukuran, adjektiva warna, dan
adjektiva waktu. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya penggunaan kata [bobot/berat],
[sr∂gep/ringan], [duowo/panjang], [duwur/tinggi], dan [c∂andek/pendek],
(adjektiva ukuran); kata [abang/ merah], [kuneng/kuning], dan [biru/biru],
(adjektiva warna); kata [ker∂p/sering], [suwe/lama], [mbaler/lambat],
[arang/jarang], dan [cepet/cepet] (adektiva waktu); dalam percakapan
masyarakat.
Disamping penggunaan keempat jenis adjektiva di atas, masyarakat Surabaya di
Desa Pangkalan Kasai ternyata menggunakan pula adjektiva jarak, adjektiva sikap
batin, dan adjektiva serapan dalam berkomunikasi. Fakta ini dibuktikan dengan
di temukannya penggunaan kata [adohno/jauhkan], [rapet/rapat],
[cuedek/dekat], dan [Uadoh/jauh], (adjektiva jarak); kata [saneng/bahagia],
[bongo/bangga], [b∂nci/benci], (adjektiva sikap batin); kata
[tuerang/terang], [sem∂erbak/semerbak], dan [lu∂gi/manis], (adjektiva serapan);
dalam percakapan masyarakat.
Masyarakat Surabaya yang berdomisili di Desa Pangkalan Kasai tidak hanya
menggunakan adjektiva bertaraf, tetapi juga memakai adjektiva tak bertaraf
dalam berkomunikasi. Fakta ini dibuktikan dengan ditemukannya penggunaan kata
[bunder/bulat], [sadar/sadar], [goib/gaib], dalam percakapan masyarakat.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar